![]() |
Ditengah Dua Belahan Batu |
Selasa, 19 Desember 2017
Senandung Lelah Berbuah indah
Rabu, 17 Mei 2017
WARISAN
Kebetulan saya lahir di Indonesia dari pasangan muslim, maka saya beragama Islam. Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya? Tidak.
Saya tidak bisa memilih dari mana saya akan lahir dan di mana saya akan tinggal setelah dilahirkan.
Kewarganegaraan saya warisan, nama saya warisan, dan agama saya juga warisan.
Untungnya, saya belum pernah bersitegang dengan orang-orang yang memiliki warisan berbeda-beda karena saya tahu bahwa mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima sebagai warisan dari orangtua dan negara.
.
Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita. Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri.
.
Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka.
Ternyata,
Teman saya yang Kristen juga punya anggapan yang sama terhadap agamanya. Mereka mengasihani orang yang tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan, karena orang-orang ini akan masuk neraka, begitulah ajaran agama mereka berkata.
Maka,
Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu.
Jalaluddin Rumi mengatakan, "Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh
dan pecah berkeping-keping. Setiap orang memungut kepingan itu,
memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh."
.
Salah satu karakteristik umat beragama memang saling mengklaim kebenaran agamanya. Mereka juga tidak butuh pembuktian, namanya saja "iman".
Manusia memang berhak menyampaikan ayat-ayat Tuhan, tapi jangan sesekali coba menjadi Tuhan. Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba.
.
Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim, "Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya".
Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semua sampai hari ini?
.
Tidak ada yang meragukan kekuasaan Tuhan. Jika Dia mau, Dia bisa saja menjadikan kita semua sama. Serupa. Seagama. Sebangsa.
Tapi tidak, kan?
.
Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat dengan agama yang sama, hal itu akan menjamin kerukunan? Tidak!
Nyatanya, beberapa negara masih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.
Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana.
.
Bayangkan juga seandainya masing-masing agama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara. Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita.
.
Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini dan menjalankan ajaran agamanya, tapi mereka tak berhak memaksakan sudut pandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolak ukur penilaian terhadap pemeluk agama lain. Hanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan.
.
Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.
Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.
.
Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.
© Afi Nihaya Faradisa(MN)
Syairbulankelima
Selasa, 28 Maret 2017
Pesan Mama : Puasa Diawal Bulan Rajab
Niat Puasa Awal Bulan Rajab
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,,,
Alhamdulillah, besok kita memasuki awal bulan rajab disunnahkan bagi setiap umat muslim untuk menunaikan ibadah puasa sunnah yakni puasa rajab. Adapun untuk bacaan lafadz niat puasa sunah rajab akan saya share ke akhi dan ukhti srkalian.
Sebelumnya saya akan menyampaikan kepada akhi dan ukhti bahwa ada beberapa keutamaan-keutamaan yang akan dilimpahkan oleh Allah Swt bagi akhi dan ukhti yang menjalankan sunnah puasa diawal bulan rajab ini.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: "Barang siapa berpuasa pada bulan rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka jahannam, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga. Dan bila puasa 10 hari, maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya". (HR. At-Tabrhani).Selain itu masih banyak lagi keutamaan-keutamaan dari puasa di bulan rajab.
Berikut adalah lafadz niatnya :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِى شَهْرِ رَجَبِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU SHOUMA GHODIN FII SYAHRI RAJABI SUNNATAN LILLAAHI TA'AALAA
Artinya :
Saya niat puasa esok hari di bulan rajab sunah karena Allah Ta'ala
Itulah Lafadz Niat Puasa Rajab Lengkap Arab, Latin dan Artinya. Jadi, mulai malam ini kita bisa mengamalkannya, membaca niat puasa rajab saat sahur, karena besok (29 maret 2017) sudah memasuki awal bulan rajab.
Seperti yang kita ketahui, bulan rajab merupakan bulan ke-tujuh dalam kalender hijriyah. Dimana beberapa bulan lagi berarti umat muslim akan memasuki bulan Suci Ramadhan. Maka dari itu, menunaikan ibadah puasa sunnah rajab selain banyak keutamaan yang dapat diperoleh, puasa bulan ini juga sebagai bentuk dalam mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci ramdhan yang akan datang.
Sekian dan terimakasih akhi dan ukhti wassalam...
Senin, 27 Maret 2017
Fira Pemudi Duta Baca Poso
Penulis : Mohammad Nur : 27 Maret 2017
POSO– Fira Tiyasning Tri Utari akhirnya keluar sebagai juara satu Pada ajang pemilihan Duta Baca Kabupaten Poso 2017. Fira terpilih pada pemilihan Duta Baca Kabupaten Poso 2017 yang diselenggarakan pada Kamis 24 Maret 2017. Oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Poso.
Fira Tiyasning Tri Utari S.Mat atau yang akrab disapa Fira adalah seorang alumni dari Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Tadulako itu berhasil mengalahkan 18 peserta lain yang berasal dari perwakilan sekolah, mahasiswa, penggiat literasi dan perpustakaan lokal yang berada di Poso.
Remaja 24 tahun itu mengaku, jika motivasi awalnya mengikuti ajang ini, ingin mendekatkan akses buku terhadap anak-anak, agar kebiasan membaca tumbuh dari usia anak dengaan bantuan pemerintahnya. Sehingga bisa merangkul seluruh pegiat literasi di Poso, untuk sama-sama turun tangan dan terlibat dalam gerakan Poso gemar membaca.
Saat kuliah di UNTAD fira aktif menjadi sekretaris Himpunan Mahasiswa Matematika dan juga Pernah Menulis artikel tentang Model Matematika Penyebaran Isu di Kota Poso yang di Presentasikan dalam Workshop Peace Sustainabilty di Poso tahun 2015.
Menurut fira ia juga rajin membaca karena dia percaya bahwa "A book is a dream that you hold in your hand" buku dapat mendekatkan kita kepada mimpi-mimpi kita ujarnya (27/3/2017).
Duta Baca Poso 2017 ini merupakan warga Poso yang selama ini tinggal di Jalan Pulau Natuna, Kelurahan Gebang Rejo Poso Kota. Fira merupakan sosok sarjana muda jurusan Matematika lulusan Universitas Tadulako Angkatan 2011. yang sehari-harinya aktif bersama komunitas Poso Babaca dan kegiatan sosial kemanusian lainnya.
Selain pandai berbahasa Inggris, Fira juga pernah mewakili Indonesia dalam Kegiatan School of Peace di Kamboja pada tahun 2015.
Sebelumnya kegiatan gerakan Poso gemar membaca yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Poso dibuka secara resmi oleh Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu.
Dalam kegiatan ini juga diramaikan dengan pameran perpustakaan dan giat lomba-lomba lainnya.
Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Poso Wangintowe Tudungi, gerakan Poso gemar membaca ini dilaksanakan untuk meningkatkan minat membaca guna menuju Poso kota cerdas dan mendapatkan adipura.
Duta baca yang terpilih diharapkan mampu menjadi representative anak muda Poso dalam meningkatkan minat baca dan mendukung program Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Poso serta dapat mewakili Kabupaten Poso diajang Duta Baca Nasional.
Sebelum terpilih menjadi Duta Baca Poso 2017, delapan belas peserta calon Duta Baca Poso 2017 dilakukan penilaian oleh sang juri dari pihak Dinas Pendidikan dan para akademisi. Seluruh peserta tersebut dilakukan sesi wawancara oleh juri seputar visi, misi dan motivasi terkait kegiatan literasi yang pernah dilakukan (Moh,nur).